Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT yang telah mengutus Rasul-Nya sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan, sekaligus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Allah berfirman dalam surah al-Anbiya’ ayat 107 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutuskan engkau (wahai Muhammad),
melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”
Kelahiran nabi Muhammad SAW menandai
terjadinya perubahan dunia dari gelapnya kekufuran kepada terangnya keimanan,
dari kezaliman jahiliyah kepada keadilan Islam, dari akal dan nafsu serakah
menjadi tunduk dan patuh pada al-Quran.
Imam Al Baidlowi (w. 685 H) dalam tafsirnya
menjelaskan[1]
bahwa diutusnya nabi Muhammad saw sebagai rahmat (kasih sayang Allah) bagi
semesta alam adalah karena risalah yang dibawa Rasulullah SAW merupakan sebab
kebahagiaan mereka, sekaligus sebab kemaslahatan kehidupan mereka, dunia dan
akhirat. Adapun orang kafir juga memperoleh rahmat, yakni secara tidak langsung
mereka mengikuti sebagian ajaran-ajaran agama Islam, sehingga mereka memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia[2].
Dengan menjalankan risalah nabi Muhammad
SAW inilah rahmat Allah akan terwujud. Nasab dan kehormatan manusia terjaga
dengan diharamkannya perzinaan dan diharamkannya menuduh orang berzina tanpa
mendatangkan 4 orang saksi, disisi lain Islam memudahkan urusan nikah. Nyawa
manusia terpelihara dengan diharamkannya membunuh dan adanya hukum qishah dalam
masalah pembunuhan dan penganiayaan. Rumah tangga terpelihara dengan syari’ah
yang mengatur pembagian fungsi utama antara laki-laki dengan wanita, pengaturan
nafkah, pengasuhan, serta syari’ah dalam urusan sosial. Akal manusia terjaga
dengan diharamkannya khamr dan hukuman yang berat bagi muslim peminumnya.
Kesejahteraan juga terjamin dengan aturan syari’ah dalam masalah ekonomi,
diwajibkannya negara menjamin kebutuhan pokok setiap individu rakyat, dan
diharamkannya privatisasi kekayaan milik umum. Disamping itu manusia akan punya
visi jauh kedepan yakni meraih kebahagiaan diakhirat, tanpa melalaikan hidup
mereka didunia, bahkan memandang dunia hanyalah ladang untuk mencari bekal ke akhirat
kelak, dan menjadikan standar kebahagiaan mereka adalah teraihnya ridlo Allah
SWT.
Bukan hanya manusia, rahmat ini juga
mencakup kepada hewan, dimana risalah Rasulullah melarang membebani hewan
dengan pekerjaan diluar kemampuannya, melarang membunuh binatang untuk
main-main, dan menyuruh memudahkan dalam penyembelihan. Pendzoliman kepada
hewan juga diancam dengan siksaan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Ibnu
‘Umar r.a:
دَخَلَتْ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا
فَلَمْ تُطْعِمْهَا وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ
“Ada seorang wanita masuk neraka disebabkan mengikat seekor
kucing. Dia tidak memberinya makan dan tidak melepaskannya agar dapat memakan
serangga tanah.” (HR. Bukhory)
Begitu juga rahmat kepada tumbuh-tumbuhan
yang dilarang dicabut, ditebang dan dibakar sesuka hati tanpa aturan walau pun
dalam peperangan.
Islam yang dibawa Rasulullah SAW hanya kan
benar benar menjadi rahmat jika difahami dan diterapkan dalam kehidupan, namun
jika tidak maka sungguh siksa Allah sangat keras. Allah berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ
عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Q.S. Al Hasyr : 7)
Kegagalan dalam menjadikan diri nabi
Muhammad s.a.w sebagai teladan dalam setiap hal menyebabkan banyak problem yang
terjadi disekeliling kita. Indonesia negeri yang kaya raya alamnya, ternyata 70
juta rakyatnya hidup dalam kemiskinan, 4 juta anak Indonesia kurang gizi[3],
tiap dua hari, satu warga jakarta bunuh diri[4]
, sementara kekayaan alamnya terus menerus diserahkan kepada asing dengan
mengatas namakan investasi. Begitu juga dalam masalah hukum, 148 kepala daerah
sekarang ini jadi tersangka korupsi, diantaranya adalah 17 Gubernur[5].
Sungguh, saat ini umat memerlukan pemimpin
yang jujur dan amanah serta membela kepentingan rakyat, namun lebih dari itu
umat sangat memerlukan pemimpin yang menjadikan risalah Beliau SAW sebagai
pedoman kebijakan. Masalah negeri ini bukan hanya masalah orang, namun masalah
sistem aturan yang sudah jauh dari risalah yang dibawa Rasulullah SAW. Semoga
Allah memberi kekuatan kepada kita untuk meneladani Rasulullah dalam setiap
aspek kehidupan sehingga rahmat Allah benar-benar tercurah kepada kita semua.
Disampaikan Oleh: Muhammad Nasyiruddin (Staf IKADI Aceh Singkil)

0 komentar:
Posting Komentar